Larangan Tisu Basah: Sebuah Langkah Maju, Namun Masalah Tetap Ada

19

Larangan penjualan tisu basah berbahan plastik di Inggris akan mulai berlaku pada tahun 2027, untuk mengatasi sumber utama penyumbatan saluran pembuangan dan kerusakan lingkungan. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi biaya tahunan yang diperkirakan sebesar £200 juta bagi perusahaan air untuk membersihkan “fatbergs” – tumpukan tisu basah, minyak, dan minyak yang menyumbat sistem pembuangan limbah.

Masalahnya: Selain Plastik

Meskipun larangan tersebut ditujukan pada tisu plastik, permasalahannya tidak hanya mencakup komposisi bahan. Bahkan tisu basah non-plastik pun tetap menimbulkan masalah. Tisu ini, meskipun dipasarkan sebagai tisu yang dapat terbiodegradasi, tidak cepat hancur sehingga tidak menyebabkan penyumbatan. Penelitian menunjukkan beberapa diantaranya gagal dalam uji disintegrasi, artinya masih dapat menyumbat saluran pembuangan.

Mengapa Ini Penting

Banyaknya volume tisu basah yang terjual – 32 miliar di Inggris pada tahun 2023, 12 miliar diantaranya mengandung plastik – menyoroti besarnya permasalahan yang ada. Jika digunakan secara end-to-end, tisu ini akan menutupi lebih dari 2.200 lapangan sepak bola. Masih banyaknya tisu non-plastik di selokan membuat masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan membuang plastik.

Celah dan Pengecualian

Larangan itu tidak kedap udara. Perusahaan-perusahaan Inggris masih dapat memproduksi dan mengekspor tisu plastik. Apotek dapat menjualnya di belakang konter atau secara online. Hotel diperbolehkan membelinya tanpa batasan. Profesi medis mendapatkan pengecualian, dengan alasan kekhawatiran bahwa tisu non-plastik menyerap terlalu banyak disinfektan, sehingga berpotensi berdampak pada keselamatan pasien.

Realitas dalam Pengolahan Air Limbah

Di Pabrik Pengolahan Air Limbah Minworth, yang melayani lebih dari dua juta orang, 10 ton tisu basah disaring setiap hari. Fasilitas ini tidak hanya menangani tisu basah tetapi juga puing-puing lainnya, termasuk bangkai tikus dan bebek karet. Penguraian yang lambat bahkan pada tisu yang dapat terbiodegradasi berarti tisu tersebut tetap berada dalam sistem selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, sehingga menimbulkan risiko jangka panjang.

Respon dan Kebingungan Industri

Water UK, badan perdagangan industri, mengadvokasi larangan total produksi dan kewajiban pemberian label “jangan siram”. Meskipun demikian, beberapa produsen terus memasarkan tisu toilet lembab yang “dapat disiram”, sehingga menimbulkan kebingungan bagi konsumen. Skema sertifikasi “Fine to Flush” yang dihentikan, diganti dengan slogan “Bin the Wipe,” mencerminkan ambiguitas yang terus berlanjut.

Intinya

Pelarangan tisu basah merupakan langkah positif, namun solusi komprehensif memerlukan larangan produksi, pelabelan yang jelas, dan edukasi konsumen. Dampak jangka panjang dari tisu biodegradable terhadap kehidupan akuatik masih dalam penyelidikan. Sampai saat itu, sarannya sederhana: hanya kencing, kertas, dan kotoran yang boleh dibuang ke toilet