Mencairnya Permafrost Memompa Karbon ke Samudra Arktik

25

Meningkatnya pencairan lapisan es di Kutub Utara menyuntikkan sejumlah besar karbon purba ke Samudera Arktik bagian tengah, menurut sebuah studi baru. Masuknya karbon ini, terutama dalam bentuk bahan organik terlarut (DOM), mempunyai implikasi besar bagi ekosistem Arktik dan siklus karbon global.

Biasanya membeku selama berabad-abad atau ribuan tahun, pencairan lapisan es melepaskan tumbuhan, hewan, dan mikroba yang membusuk. Sungai membawa “DOM terestrial” ini ke Samudra Arktik, tempat ia larut dan bercampur dengan air laut. Proses ini menambahkan sejumlah besar karbon organik ke laut, menyaingi total CO2 yang ada di atmosfer.

Samudra Arktik bagian tengah menerima DOM terestrial dalam jumlah yang sangat besar karena pencairan lapisan es yang ekstensif, pembuangan sungai, dan erosi pantai. Para peneliti yang dipimpin oleh Alfred-Wegener-Institute (AWI) menemukan bahwa sekitar 16% karbon organik terlarut di wilayah ini berasal dari daratan. Anehnya, karbon terestrial ini tetap ada bahkan di kedalaman yang sangat dalam, sehingga menunjukkan bahwa karbon tersebut dapat berpindah melalui arus laut ke Perairan Dalam Atlantik Utara—menghubungkan proses Arktik dengan siklus karbon global.

Jalan Raya Karbon Melalui Arktik

Transpolar Drift, arus permukaan yang kuat, bertindak sebagai jalur utama untuk mengangkut DOM melintasi Samudra Arktik menuju Atlantik Utara. Daerah yang terkena dampak pergeseran ini menunjukkan jumlah karbon organik dua kali lipat dibandingkan daerah sekitarnya. Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 39 juta ton karbon terestrial dibawa dari Arktik ke Atlantik setiap tahun melalui “jalan raya karbon” ini.

Dampak terhadap Ekosistem Arktik

Penambahan DOM terestrial secara signifikan mengubah siklus karbon Samudra Arktik dengan memengaruhi penetrasi cahaya, ketersediaan nutrisi, dan proses mikroba—semuanya merupakan faktor penting bagi kehidupan laut. Meskipun perubahan iklim secara umum mendorong peningkatan aliran air tawar, dampak spesifik terhadap konsentrasi DOM di Samudra Arktik masih belum jelas hingga saat ini. Studi ini mengisi kesenjangan pengetahuan yang penting dengan mengukur masuknya karbon terestrial dan distribusi vertikalnya.

Ketika pemanasan global semakin intensif, pencairan lapisan es kemungkinan akan semakin cepat, sehingga menyebabkan semakin besarnya masukan DOM terestrial ke Samudera Arktik. Temuan-temuan ini menyoroti pentingnya memasukkan proyeksi ini ke dalam model iklim untuk secara akurat memprediksi perubahan masa depan dalam kapasitas penyerap karbon di Arktik dan pengaruhnya terhadap perubahan iklim global.