Warga Australia Kuno Tiba Melalui Dua Rute Migrasi Berbeda 60.000 Tahun Lalu

19

Penelitian genom baru menegaskan bahwa manusia pertama mencapai Australia dan daratan sekitarnya sekitar 60.000 tahun yang lalu, bukan melalui satu migrasi, namun melalui dua rute terpisah. Penemuan ini menyelesaikan perdebatan lama di kalangan arkeolog mengenai waktu dan jalur pemukiman manusia purba di wilayah tersebut.

Sejarah Permukiman Australia yang Diperebutkan

Pertanyaan kapan manusia pertama kali menghuni Australia telah diperdebatkan selama beberapa dekade. Studi genetik sebelumnya menunjukkan tanggal kedatangannya berkisar antara 45.000 hingga 65.000 tahun yang lalu. Temuan baru ini, berdasarkan analisis terhadap hampir 2.500 sampel DNA mitokondria dari populasi Pribumi di seluruh Australia, Nugini, Oseania, dan Asia Tenggara, memperkuat bukti adanya pemukiman yang lebih awal sekaligus mengungkap kompleksitas migrasi.

Sahul: Benua Super Kuno

Untuk memahami migrasi ini, penting untuk mengetahui bahwa Australia, Tasmania, dan Nugini pernah terhubung sebagai satu daratan yang dikenal sebagai Sahul selama zaman Pleistosen. Benua super ini terpisah dari daratan Asia akibat naiknya permukaan air laut sekitar 9.000 tahun yang lalu. Penelitian baru ini mengklarifikasi bagaimana manusia menavigasi lanskap ini lebih awal, pada saat permukaan laut lebih rendah.

Dua Jalur Migrasi: Utara dan Selatan

Penelitian yang dipimpin oleh ahli arkeogenetik Martin Richards ini menelusuri hubungan genetik antara populasi modern dan kuno serta data arkeologi dan iklim. Temuan ini menunjukkan dua rute berbeda dari daratan Sunda kuno (sekarang Asia Tenggara) ke Sahul.

  • Rute Selatan: Para migran melakukan perjalanan melalui Malaysia, Jawa, dan Timor, mendarat di Sahul sebelah barat Darwin. Sekitar 64% garis keturunan gelombang pertama merupakan keturunan dari para pionir awal ini.
  • Rute Utara: Kelompok terpisah bergerak di sepanjang rangkaian pulau dari Filipina dan Sulawesi hingga Papua Nugini, dan akhirnya mencapai Sahul melalui Queensland bagian utara. Sekitar 36% dari garis keturunan gelombang pertama terkait dengan jalur migrasi ini.

Warisan Genetik dan Eksplorasi Lebih Lanjut

Para peneliti memperkirakan bahwa meskipun jalur utara berkontribusi signifikan terhadap susunan genetik populasi awal Sahul, jalur selatan lebih dominan, khususnya di Australia, di mana dua pertiga garis keturunannya berasal dari jalur ini. Beberapa migran paling awal dari utara juga melanjutkan perjalanan ke Kepulauan Bismarck dan Kepulauan Solomon tak lama setelah mendarat di Sahul.

Penelitian ini juga menyoroti kesenjangan kritis dalam pengetahuan saat ini: kurangnya DNA purba dari Asia Selatan dan Sahul. Data yang hilang ini dapat memberikan garis waktu yang lebih tepat mengenai peristiwa genetik ini dan memperdalam pemahaman kita tentang migrasi manusia paling awal di wilayah tersebut.

Kesimpulannya, penelitian ini memberikan bukti genom yang kuat mengenai sejarah pemukiman Australia yang lebih kompleks dan lebih awal daripada yang dipahami sebelumnya. Jalur migrasi ganda ini menantang asumsi-asumsi sebelumnya dan menggarisbawahi kemampuan adaptasi manusia purba yang luar biasa dalam melakukan perjalanan jarak jauh dan menetap di wilayah baru.