Pegasus: Kuda Surgawi dan Melodrama Mitologis

18

Langit malam musim gugur menawarkan landmark yang menakjubkan: konstelasi Pegasus, kuda bersayap. Mudah dikenali dari empat bintang terang yang membentuk “Alun-Alun Besar”, Pegasus adalah benda yang menonjol di langit bulan November. Alun-alun itu sendiri memberikan cara sederhana untuk mengamati variasi warna bintang: Alpheratz (putih) kontras dengan rona kemerahan Scheat. Teropong dapat memperjelas perbedaan halus ini.

Menavigasi Konstelasi

Meskipun Alpheratz menandai sudut Alun-Alun Besar, namun secara resmi merupakan bagian dari konstelasi Andromeda. Ke arah barat dari alun-alun terdapat Mirach (kemerahan) dan Almach (oranye), dengan bintang yang lebih redup tampak berwarna lebih pucat.

Berlian Bisbol Surgawi

Pegasus telah menginspirasi interpretasi yang lucu, termasuk berlian bisbol surgawi. Bintang Scheat berfungsi sebagai home plate, dengan Alpheratz, Algenib, dan Markab masing-masing menandai base pertama, kedua, dan ketiga. Rasi bintang yang berdekatan seperti Aries, Pisces, dan Fomalhaut dapat digabungkan sebagai bintang luar, menciptakan peta langit malam yang unik.

Ide ini bukanlah hal baru. Astronom Henry Neely, yang dikenal sebagai “Dean of New York Stargazers,” menguraikan berlian serupa dalam bukunya tahun 1946, A Primer for Star Gazers. Perbandingan selanjutnya menyebut berlian Neely sebagai Yankee Stadium, sedangkan konfigurasi Pegasus dijuluki Polo Grounds.

Akar Mitologis

Pegasus adalah pusat dari beberapa mitos Yunani. Dia membantu Perseus menyelamatkan Andromeda dari monster laut Cetus, dan kemudian ditunggangi oleh pahlawan Bellerophon untuk mengalahkan Chimera. Namun, keangkuhan Bellerophon menyebabkan kejatuhannya: Zeus mengirim seekor pengganggu untuk menyengat Pegasus, menyebabkan dia melempar Bellerophon, yang jatuh dan menjadi buta dan lumpuh.

Kisah Peringatan

Kisah Bellerophon berfungsi sebagai pengingat bahwa bahkan mereka yang menaiki kuda mitos pun bisa jatuh dari kasih karunia. Mitos tersebut juga menawarkan kesamaan dengan ambisi dan konsekuensi di dunia nyata. Kapal perang Inggris yang membawa Napoleon Bonaparte menyerah setelah kekalahannya di Waterloo diberi nama HMS Bellerophon, sebuah pilihan yang sangat ironis bagi kaisar yang kalah.

Kesimpulan

Pegasus lebih dari sekedar konstelasi; itu adalah permadani surgawi yang ditenun dengan mitos, ambisi, dan pelajaran peringatan dari mereka yang berani mencapai terlalu tinggi. Baik dipandang sebagai berlian bisbol yang unik atau sebagai pengingat tragis akan keangkuhan manusia, kuda bersayap ini tetap tampil menawan di langit malam musim gugur.