Biomarker Baru Menawarkan Harapan untuk Deteksi dan Pengobatan Glaukoma Dini

7

Sebuah studi inovatif telah mengidentifikasi dua molekul alami – agmatine dan tiamin (vitamin B1) – yang dapat merevolusi deteksi dan pengobatan glaukoma, penyebab utama kebutaan permanen. Para peneliti di Universitas Missouri telah menemukan korelasi yang signifikan antara penurunan kadar molekul-molekul ini pada pasien dengan glaukoma, yang menunjukkan potensi mereka sebagai biomarker diagnostik awal dan target terapeutik.

Masalah Glaukoma

Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata yang ditandai dengan kerusakan progresif pada saraf optik, sering kali dikaitkan dengan peningkatan tekanan di dalam mata. Meskipun pengobatan yang ada saat ini dapat memperlambat perkembangan penyakit, namun belum ada obat yang dapat menyembuhkannya, dan banyak orang yang tidak terdiagnosis hingga terjadi kehilangan penglihatan yang signifikan. Sifat penyakit yang berbahaya membuat deteksi dini menjadi penting, namun metode yang ada seringkali gagal mengidentifikasi pasien pada tahap awal.

Penemuan: Agmatin dan Tiamin

Penelitian yang dipimpin oleh peneliti oftalmologi Pawan Singh ini meneliti aqueous humor (cairan di mata) dari 19 pasien glaukoma dan 10 orang sehat, menganalisis 135 metabolit berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa agmatin dan tiamin berkurang secara signifikan pada mata penderita glaukoma. Pengurangan ini menunjukkan bahwa molekul-molekul ini memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan retina dan melindungi terhadap peradangan saraf.

Temuan Laboratorium

Eksperimen lebih lanjut pada sel fotoreseptor tikus yang stres mengkonfirmasi efek perlindungan dari agmatine dan tiamin. Molekul tersebut terbukti mengurangi peradangan dan mencegah kematian sel, menunjukkan potensinya sebagai agen pelindung saraf. Pada model hewan, peningkatan kadar senyawa ini juga mengurangi peradangan retina dan meningkatkan penglihatan.

Implikasinya Terhadap Deteksi Dini

Temuan ini membuka kemungkinan pengembangan tes darah sederhana untuk mengidentifikasi individu yang berisiko terkena glaukoma jauh sebelum gejalanya muncul. “Jika dokter dapat memeriksa biomarker ini, mereka dapat mendeteksi penyakit ini lebih awal, sebelum terjadi kehilangan penglihatan, sehingga pasien dapat menerima pengobatan lebih cepat,” kata Singh. Pendekatan proaktif ini dapat mencegah kebutaan permanen pada banyak orang.

Potensi Terapi

Selain diagnosis, agmatin dan tiamin juga dapat berfungsi sebagai target terapi baru. Kemampuannya untuk mengurangi peradangan dan melindungi sel ganglion retina menunjukkan bahwa mereka dapat memperlambat atau bahkan membalikkan kerusakan saraf pada pasien glaukoma. Meskipun uji coba pada manusia masih diperlukan, hasil laboratorium sangat menjanjikan.

Gambaran Lebih Besar

Glaukoma mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, dan prevalensinya diperkirakan akan meningkat seiring dengan bertambahnya populasi yang menua. Perawatan saat ini terutama berfokus pada pengelolaan tekanan mata, namun proses neurodegeneratif yang mendasarinya masih kurang dipahami. Penemuan agmatine dan tiamin menawarkan jalan baru untuk penelitian, yang berpotensi mengarah pada terapi yang lebih efektif dan intervensi lebih dini.

Arah Masa Depan

Para peneliti menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan mereka pada kelompok manusia yang lebih besar. Uji klinis akan sangat penting untuk menentukan dosis optimal dan metode pemberian agmatin dan tiamin dalam pengobatan glaukoma. Tujuan jangka panjangnya adalah mengembangkan alat diagnostik non-invasif dan strategi pencegahan yang dapat menghentikan perkembangan penyakit yang melemahkan ini.