Menjelajahi Kekaisaran Romawi: Peta Interaktif Baru Mengungkap Skala Jaringan Jalannya

33

Peta interaktif baru, yang disebut Itiner-e, telah secara dramatis memperluas pemahaman kita tentang jaringan jalan raya Kekaisaran Romawi, memperlihatkan sistem yang hampir 60% lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Kumpulan data sumber terbuka ini menyatukan catatan sejarah, pemetaan topografi, dan citra satelit selama berabad-abad, memberikan akses yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap infrastruktur yang menopang kekuasaan dan perdagangan Romawi.

Penciptaan Itiner-e: Mengatasi Kesenjangan yang Signifikan

Proyek ini muncul dari rasa frustrasi yang berkepanjangan dalam bidang arkeologi Romawi. Seperti yang dijelaskan oleh Tom Brughmans di Universitas Aarhus, “Ini seperti topik paling misterius dalam arkeologi Romawi. Kita bahkan memiliki peribahasa yang mengatakan, ‘Semua jalan menuju ke Roma’. Jadi mengapa saya tidak bisa mengunduh semua jalan Romawi? Di mana letaknya?” Kurangnya kumpulan data yang komprehensif dan dapat diakses mendorong Brughmans dan rekan-rekannya untuk mengumpulkan dan menganalisis penelitian yang ada, menyempurnakan rute yang diketahui sebelumnya, dan secara akurat menelusuri jaringan yang kemungkinan ada sekitar tahun 150 M.

Skala Jaringan: Peningkatan Panjang yang Diketahui Secara Signifikan

Analisis komprehensif menunjukkan total panjang jaringan jalan sekitar 299.171 kilometer. Ini merupakan peningkatan yang cukup besar dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 188.555 kilometer yang didokumentasikan dalam Barrington Atlas Dunia Yunani dan Romawi. Hal ini menyoroti pentingnya alat baru ini, dan berapa banyak hal yang belum tercatat sebelumnya.

Ketidakpastian dan Ketepatan yang Terbatas: Tantangan dalam Menemukan Lokasi Jalan Romawi

Meskipun peta memberikan gambaran yang jelas, menentukan lokasi jalan secara tepat masih merupakan suatu tantangan. Kumpulan data menunjukkan bahwa hanya 2,8% dari panjang jaringan yang dapat ditemukan secara tepat – dalam jarak 50 meter di daerah pegunungan dan 200 meter di lahan datar. Hal ini mencerminkan keterbatasan yang signifikan, sering kali disebabkan oleh sulitnya mendapatkan pendanaan untuk penggalian jalan besar-besaran dan pembangunan jalan Romawi yang berulang-ulang sepanjang sejarah.

Penghancur Mitos: Jalan Lurus Tidak Selalu Menjadi Aturan

Proyek ini juga menyoroti kesalahpahaman umum tentang jalan-jalan Romawi: jalan-jalan tersebut terkenal lurus. Catherine Fletcher dari Manchester Metropolitan University mencatat bahwa “Jalan lurus tidak selalu murah atau praktis, terutama melalui medan pegunungan.” Seringkali, orang Romawi mengadaptasi rute yang ada daripada membangun rute baru, menunjukkan pendekatan pragmatis terhadap teknik.

Makna Sejarah: Jalan sebagai Pendorong Perubahan

Peningkatan pengetahuan tentang sistem jalan raya Romawi berpotensi membentuk kembali pemahaman kita tentang momen-momen penting dalam sejarah Eropa. Jalan-jalan di zaman Romawi memfasilitasi penyebaran agama Kristen awal, migrasi massal, dan pandemi di seluruh benua – semua peristiwa transformatif yang sangat dipengaruhi oleh efisiensi jaringan jalan raya. Brughmans percaya bahwa dampak jalan sering diabaikan dan lebih memilih artefak yang lebih terlihat seperti amfiteater dan arena gladiator.

“Jalan sering kali diabaikan karena tidak semewah amfiteater dan gladiator,” kata Fletcher, merujuk pada adegan terkenal Monty Python yang menyoroti pentingnya jalan yang sering tidak disadari.

Kumpulan data Itiner-e yang komprehensif menawarkan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para peneliti, sejarawan, dan siapa pun yang tertarik dengan sejarah Romawi untuk menjelajahi jaringan luas yang menghubungkan kekaisaran.

Temuan proyek ini dipublikasikan di Data Ilmiah (DOI: 10.1038/s41597-025-06140-z) dan menyediakan sumber berharga untuk memperdalam pengetahuan kita tentang dunia Romawi.